Back

NZD/USD Turun Kembali Mendekati Pertengahan 0,5700-an, Mengincar Terendah YTD Menjelang Penjualan Ritel AS

  • NZD/USD bertemu dengan pasokan baru pada hari Selasa dan tertekan oleh kombinasi beberapa faktor.
  • Prospek dovish RBNZ, permasalahan ekonomi Tiongkok, dan kekhawatiran perang dagang melemahkan NZD.
  • Spekulasi bahwa The Fed akan menghentikan siklus pelonggarannya dan kenaikan imbal hasil obligasi AS menguntungkan USD.
  • Para pedagang melihat Penjualan Ritel AS untuk mendapatkan dorongan menjelang keputusan The Fed pada hari Rabu.

Pasangan mata uang NZD/USD menarik para penjual baru di sekitar angka 0,5800 dan melanjutkan penurunan yang stabil dalam perdagangan harian selama paruh pertama sesi Eropa pada hari Selasa. Harga spot turun ke area 0,5755 dalam satu jam terakhir dan tetap mendekati level terendah sejak Oktober 2022 yang disentuh pada hari Senin.

Dolar Selandia Baru (NZD) melanjutkan kinerja relatifnya yang kurang baik karena sikap dovish Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) dan spekulasi pelonggaran kebijakan yang lebih agresif oleh bank sentral. Selain itu, kekhawatiran mengenai pemulihan ekonomi Tiongkok dan perang dagang AS-Tiongkok menjadi faktor lain yang melemahkan mata uang antipodean, termasuk NZD. Hal ini, bersama dengan munculnya beberapa aksi beli Dolar AS (USD), terlihat menekan pasangan mata uang NZD/USD ke bawah.

Para investor saat ini tampaknya yakin bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memperlambat laju siklus pemangkasan suku bunganya tahun depan di tengah tanda-tanda bahwa kemajuan dalam membawa inflasi ke 2% telah terhenti. Selain itu, spekulasi bahwa kebijakan Presiden AS terpilih Donald Trump dapat menyebabkan peningkatan pinjaman pemerintah, dan mendorong inflasi, tetap mendukung kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Hal ini, bersama dengan risiko geopolitik yang berasal dari perang Rusia-Ukraina yang memburuk dan ketegangan di Timur Tengah, menguntungkan aset-aset safe haven.

Para pedagang saat ini menantikan rilis angka Penjualan Ritel bulanan AS untuk peluang jangka pendek di awal sesi Amerika Utara. Namun, fokusnya akan tetap pada hasil pertemuan FOMC yang penting selama dua hari pada hari Rabu. Investor akan mencermati pernyataan kebijakan yang menyertainya dan pidato Ketua The Fed Jerome Powell untuk mencari isyarat tentang jalur pemangkasan suku bunga di masa depan. Hal ini, pada gilirannya, akan mempengaruhi dinamika harga USD jangka pendek dan memberi dorongan arah baru untuk pasangan mata uang NZD/USD.

Indikator Ekonomi

Penjualan Ritel (Bln/Bln)

Data Penjualan Ritel, yang dirilis oleh Biro Sensus AS setiap bulan, mengukur nilai total penerimaan toko ritel dan makanan di Amerika Serikat. Perubahan persentase bulanan mencerminkan tingkat perubahan dalam penjualan tersebut. Metode pengambilan sampel acak terstratifikasi digunakan untuk memilih sekitar 4.800 perusahaan ritel dan jasa makanan yang penjualannya kemudian ditimbang dan dijadikan tolok ukur untuk mewakili keseluruhan lebih dari tiga juta perusahaan ritel dan jasa makanan di seluruh negeri. Data disesuaikan dengan variasi musiman serta perbedaan hari libur dan hari perdagangan, tetapi tidak untuk perubahan harga. Data Penjualan Ritel diikuti secara luas sebagai indikator belanja konsumen, yang merupakan pendorong utama ekonomi AS. Secara umum, pembacaan yang tinggi dipandang sebagai bullish bagi Dolar AS (USD), sementara pembacaan yang rendah dipandang sebagai bearish.

Baca lebih lanjut

Rilis berikutnya: Sel, 17 Des 2024 13:30 GMT (20:30 WIB)

Frekuensi: Bulanan

Konsensus: 0,5%

Sebelumnya: 0,4%

Sumber: US Census Bureau

Data Penjualan Ritel yang diterbitkan oleh Biro Sensus AS merupakan indikator utama yang memberikan informasi penting tentang belanja konsumen, yang berdampak signifikan terhadap PDB. Meskipun angka penjualan yang kuat cenderung mendongkrak USD, faktor eksternal, seperti kondisi cuaca, dapat mendistorsi data dan memberikan gambaran yang menyesatkan. Selain data utama, perubahan dalam Grup Kontrol Penjualan Ritel dapat memicu reaksi pasar karena digunakan untuk menyiapkan prakiraan Belanja Konsumsi Perorangan untuk sebagian besar barang.

BBNI Turun Lebih dari 4% ke 4.430 saat Bank Indonesia Memulai Hari Pertama Rapat Dewan Gubernur

Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) diperdagangkan di 4.440, turun 4,31% pada saat penulisan.
Read more Previous

Keputusan The Fed Tampaknya Tidak Perlu – Commerzbank

Pekan ini, pasar masih menghadapi lima keputusan bank sentral dalam mata uang G10 ke depan: The Fed pada hari Rabu, pada hari Kamis bank-bank sentral Nordik serta Bank of England dan Bank of Japan, demikian analis valas Commerzbank, Antje Praefcke, mencatat.
Read more Next